Kamis, 15 Desember 2011

KONSEP DASAR MANAJEMEN KEPERAWATAN


KONSEP DASAR MANAGEMENT KEPERAWATAN
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Management Keperawatan I

Dosen Pembimbing : Ns. Andriyani Mustika N., S.Kep. dan TIM


Disusun Oleh :
1.      Sri Bidayati                 (SK.109.180)
2.      Sri Mujiyanti               (SK.109.181)
3.      Weni Septianingrum   (SK.109.206)
4.      Sodikin                        (SK.109.167)
5.      Sigit Palgunanto          (SK.109.168)
6.      Zamziyah M.               (SK.109.220)
7.      Tri Hesti Oktaviani     (SK.109.192)
8.      Tri Wijayanti               (SK.109.193)
9.      Yuni Cania                  (SK.109.213)


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
TAHUN AKADEMIK 2011 – 2012

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah. SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kelompok satu dapat menyelesaikan makalah dengan judul “KONSEP DASAR MANAGEMENT KEPERAWATAN”. Dimana makalah ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Manajemen Keperawatan I dengan tepat waktu.
Dalam kesempatan ini tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, diantaranya :
1.      Hj. Kunsianah, S.Pd, M.Kes sebagai Ketua STIKES Kendal
2.      Ns. Andriyani Mustika N., S.Kep dan TIM sebagai dosen pembimbing akademik
3.      Teman-teman kelompok I
4.      Rekan-rekan lain yang ikut membantu yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini penulis banyak  menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan  referensi dan keterbatasan penulis sendiri. Dengan adanya kendala dan keterbatasan yang dimiliki penulis maka penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca dan pendengar pada umumnya, Amin.



                                                                                                     Kendal, Desember 2011


                                                                                                                Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manajemen didefinisikan sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu lingkungan yang berubah. Manajemen juga merupakan proses pengumpulan dan mengorganisasi sumber-sumber dalam mencapai tujuan (melalui kerja orang lain) yang mencerminkan dinamika suatu organisasi.tujuan ditetapkan berdasarkan misi,filosofi dan tujuan organisasi.proses manajemen meliputi kegiatan mencapai tujuan organisasi melalui perencanaan organisasi,pengarahan dan pengendalian sumber daya manusia,fisik,dan teknologi.semua perawat yang terlibat dalam manajemen keperawatan dianggap perlu memahami misi,Filosofi dan tujuan pelayanan keperawatan serta kerangka konsep kerjanya.
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional untuk merencanakan, mengatur dan menggerakkan karyawan dalam memberikan pelayanan keperawatan sebaik-baiknya pada pasien melalui manajemen asuhan keperawatan. Agar dapat memberikan pelayanan keperawatan sebaik-baiknya kepada pasien, diperluikan suatu standar yang akan digunakan baik sebagai target maupun alat pengontrol pelayanan tersebut.









BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pemberian bimbingan, manajemen juga di artikan sebagai getting things done.
Manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas – batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.

B.      Pengertian Manajemen Keperawatan
Manajemen Keperawatan :suatu proses bekerja melalui upaya anggota staf keperawatan untuk memberikan  pelayanan keperawatan,  pengobatan dan bantuan terhadap para pasien, dan tugas manajer keperawatan adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin serta mengontrol keuangan, material, dan sumber daya manusia yang ada untuk memberikan pelayanan keperawatan seefektif mungkin bagi setiap kelompok pasien dan keluarga mereka. (Gillies, 1994).
Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989).
Kita ketahui disini bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyrakat.
C.    Fungsi – Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
a.       Perencanaan (planning), perencanaan merupakan :
1.      Gambaran apa yang akan dicapai
2.      Persiapan pencapaian tujuan
3.      Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
4.      Persiapan tindakan – tindakan
5.      Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja
6.      Tiap – tiap organisasi perlu perencanaan
b.      Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat – alat, keuangan dan fasilitas.
c.       Penggerak (actuating), menggerakkan orang – orang agar mau / suka bekerja. Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara interval.
d.      Pengendalian / pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang – orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki.
e.       Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil – hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi organik administrasi dan manajemen.
Menurut WHO, fungsi manajemen dapat digambarkan dalam grafik berikut ini :
Keterangan :    P : Perencanaan
I : Penerapan
E: Evaluasi

D.    Prinsip – Prinsip Manajemen
Prinsip – prinsip manajemen menurut Fayol adalah;
a.       Division of work (pembagian pekerjaan)
b.      Authority dan responsibility (kewenangan dan tanggung jawab)
c.       Dicipline (disiplin)
d.      Unity of command (kesatuan komando)
e.       Unity of direction (kesatuan arah)
f.       Sub ordination of individual to generate interest (kepentingan individu tunduk pada kepentingan umum)
g.      Renumeration of personal (penghasilan pegawai)
h.      Centralization (sentralisasi)
i.        Scalar of hierarchy (jenjang hirarki)
j.        Order (ketertiban)
k.      Stability of tenure of personal (stabilitas jabatan pegawai)
l.        Equity (keadilan)
m.    Inisiative (prakarsa)
n.      Esprit de Corps (kesetiakawanan korps)

E.      Proses Manajemen Keperawatan
Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana masing – masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik.
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Output adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan riset.
Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan akreditasi. Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan penampilan kerja perawat.

F.     Prinsip-Prinsip yang Mendasari Manajemen Keperawatan
Prinsip – prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah :
a.       Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan terencana.
b.      Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
c.       Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbergai tingkat manajerial.
d.      Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.
e.       Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
f.       Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
g.      Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
h.      Manajemen keperawatan menggunakan komunikasin yang efektif. Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai.
i.        Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat – perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.
j.        Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan prinsip – prinsip melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan.
Berdasarkan prinsip – prinsip diatas maka para manajer dan administrator seyogyanya bekerja bersama – sama dalam perencanaan dan pengorganisasian serta fungsi – fungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

G.    Lingkup Manajemen Keperawatan
Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat didalamnya.
Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan yang efektif seyogyanya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana.
Kegiatan perawat pelaksana meliputi:
a.       Menetapkan penggunakan proses keperawatan
b.      Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa
c.       Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat
d.      Menerima akuntabilitas untuk hasil – hasil keperawatan
e.       Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan melibatkan para perawat pelaksana.

H.    Persyaratan Ruangan Menjalankan MPKP
Syarat-syarat Ruangan menjalankan MPKP adalah sebagai berikut:
1.      Memiliki fasilitas perawatan yang memadai.
2.      Memiliki jumlah perawat minimal sejumlah tempat tidur yang ada.
3.      Memiliki perawat pendidikan yang telah terspesialisasi
4.      Seluruh perawat telah memiliki kompetensi dalam perawatan primer.

  1. Peran Manajer
   Peran Manajer dapat mempengaruhi faktor motivasi dan lingkungan. Tetapi faktor lain yang mungkin  mempengaruhi tergantungnya tugas, khususnya bagaimana manajer bekerja dalam suatu organisasi. Secara umum peran manajer dapat dinilai dari kemampuannya dalam memotivasi dan meningkatkan kepuasan staf. Kepuasan kerja staf dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan fisik, psikis, dimana kebutuhan psikis tersebut dapat terpenuhi melalui peran manajer dalam memperlakukan stafnya. Hal ini dapat ditanamkan kepada manajer agar diciptakan suasana keterbukaan dan memberikan kesempatan kepada staf untuk melaksanakan tugas dengan sebaik – baiknya. Manajer mempunyai lima dampak terhadap faktor lingkungan dalam tuga professional sebagaimana dibahas sebelumnya (Nursalam, 2002).
Menurut Rewland & Rewland (1997), ada dua belas kunci utama dalam kepuasan kerja yaitu: input, hubungan manajer dengan staf, disiplin kerja, lingkungan tempat kerja, istirahat dan makanan yang cukup, diskriminasi, kepuasan kerja, penghargaan penampilan, klarifikasi kebijaksanaan, prosedur, dan keuntungan, mendapatkan kesempatan, pengambilan keputusan, dan gaya manajer.

  1. Peran Kepala Ruangan
Adapun tanggung jawab kepala ruangan menurut Gillies (1994) adalah peran kepala ruangan harus lebih peka terhadap anggaran rumah sakit dan kualitas pelayanan keperawatan, bertanggung jawab terhadap hasil dari pelayanan keperawatan yang berkwalitas, dan menghindari terjadinya kebosanan perawat serta menghindari kemungkinan terjadinya saling melempar kesalahan.
Kepala ruangan disebuah ruangan keperawatan, perlu melakukan kegiatan koordinasi kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan kegiatan evaluasi kegiatan penampilan kerja staf dalam upaya mempertahankan kualitas pelayanan pemberian asuhan keperawatan. Berbagai metode pemberian asuhan keperawatan dapat dipilih disesuaikan dengan kondisi dan jumlah pasien, dan kategori pendidikan serta pengalaman staf di unit yang bersangkutan (Arwani, 2005).
Fungsi Kepala Ruangan :
Fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai berikut:
1.         Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran, kebijaksanaan, dan peraturan – peraturan : membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan, organisasi, menetapkan biaya – biaya untuk setiap kegiatan serta merencanakan dan pengelola rencana perubahan.
2.         Pengorganisasian: meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan perencanaan, menetapkan metode pemberian asuhan keperawatan kepada pasien yang paling tepat, mengelompokkan kegiatan untuk mencapai tujuan unit serta melakukan peran dan fungsi dalam organisasi dan menggunakan power serta wewengan dengan tepat.
3.         Ketenagaan: pengaturan ketegagaan dimulai dari rekruetmen, interview, mencari, dan orientasi dari staf baru, penjadwalan, pengembangan staf, dan sosialisasi staf.
4.         Pengarahan : mencangkup tanggung jawab dalam mengelola sumber daya manusia seperti motivasi untuk semangat, manajemen konflik, pendelegasian, komunikasi, dan memfasilitasi kolaborasi.
5.         Pengawasan meliputi penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan etika aspek legal, dan pengawasan professional. Seorang manajer dalam mengerjakan kelima fungsinya tersebut sehari – sehari akan bergerak dalam berbagai bidang penjualan, pembelian, produksi, keuangan, personalia dan lain – lain.
Kepala Ruangan Sebagai Manager Keperawatan
Sebagai manajer keperawatan, tugas kepala ruangan menurut depkes (1994), adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:
1.        Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai kebutuhan.
2.        Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan.
3.        Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
b. Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi:
1.         Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di ruang rawat.
2.         Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan / peraturan yang berlaku (bulanan, mingguan, harian).
3.         Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan satu atau tenaga lain yamg bekerja di ruang rawat.
4.         Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk melaksanakan asuhan perawatan sesuai standart.
5.         Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan sebagai pihak yang terlibat dalam pelayanan ruang rawat.
6.         Mengenal jenis dan kegunaan barang peralatan serta mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar tercapainya pelayanan optimal.
7.         Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan lain yang diperlukan di ruang rawat.
8.         Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam keadaan siap pakai.
9.         Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventaris peralatan.
10.     Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya meliputi tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya.
11.     Mendampingi dokter selama kunjungan keliling untuk memeriksa pasien dan mencatat program.
12.     Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat untuk tingkat kegawatan, injeksi dan non injeksi, untuk memudah pemberian asuhan keperawatan.
13.     Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk mengetahui keadaan dan menampung keluhan serta membantu memecahkan masalah berlangsung.
14.     Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan berlangsung.
15.     Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap pasien / keluarga dalam batas wewenangnya.
16.     Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi serlama pelaksanaan pelayanan berlangsung.
17.     Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan data pelayanan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakuakan secara tepat dan benar.
18.     Mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala ruang rawat inap lain, seluruh kepala seksi, kepala bidang, kepala instansi, dan kepala UPF di Rumah Sakit.
19.     Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberi ketenangan.
20.     Memberi motivasi tenaga nonkeperawatan dalam memelihara kebersihan ruangan dan lingkungan.
21.     Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.
22.     Memeriksa dan meneliti pengisi daftar pemintaan makanan berdasarkan macam dan jenis makanan pasien kemudian memeriksa / meneliti ulang saat pengkajiannya.
23.     Memelihara buku register dan bekas catatan medis.
24.     Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan serta kegiatan lain di ruangan rawat.
c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian, meliputi:
1.      Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan, melaksanakan penilaian terhadap uapaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang perawatan.
2.      Melaksanakan penilaian dan mencantumkan kedalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai (D.P.3) bagi pelaksana keperawatan dan tenaga lain di ruang yang berada di bawah tanggung jawabnya untuk berbagai kepentingan (naik pangkat / golongan, melanjutkan sekolah) mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan serta obat – obatan secara efektif dan efisien.
3.      Mengawasi pelaksanaan system pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat.
Perawat Pelaksana
            Dalam asuhan keperawatan sebagai perawat yang profesional salah satu peran sebagai perawat pelaksana. Perawat sebagai pelaksana secara langsung maupun tidak langsung memberikan asuhan keperawatan kepada pasien individu, keluarga, dan masyarakat. Peran perawat sebagai perawat pelaksana perawat sebagai perawat pelaksana disebut Care Giver yaitu perawat menggunakan metode pemecahan masalah dalam membantu pasien mengatasi masalah kesehatan. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung (Praptianingsi, 2006). Dalam melaksanakan peran sebagai perawat pelaksana bertindak sebagai:
a. Comferter
Perawat mengupayakan kenyamanan dan rasa aman pasien (Praptianingsi, 2006). Menurut Potter & Perry (2005), peran sebagai pemberi kenyamanan yaitu memberikan pelayanan keperawatan secara utuh bukan sekedar fisik saja, maka memberikan kenyamanan dan dukungan emosi sering kali memberikan kekuatan kepada klien untuk mencapai kesembuhan. Dalam memberikan kenyamanan kepada klien, perawat dapat mendemonstrasikan dengan klien.

b. Protector dan Advocat
Perawat berupaya melindungi pasien, mengupayakan terlaksananya hak dan kewajiban pasien dalam pelayanan kesehatan (Praptianingsi, 2006). Menurut Potter & Perry (2005), sebagai pelindung perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan.
untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostik atau pengobatan. Utnuk menjalankan tugas sebagai advokat, perawat melindungi hak dan kewajiban klien sebagai manusia secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak–haknya bila dibutuhkan. Perawat juga melindungi hak – hak klien melalui cara–cara yang umum dengan penolakan aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau menetang hak – hak klien.
c. Communication
Perawat sebagai mediator antara pasien dan anggota tim kesehatan, hal ini terkait dengan keberadaan perawatyang mendampingi pasien selama 24 jam untuk memberikan asuhan keperawatan dalam rangka upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit (Praptianingsi, 2006). Menurut Potter & Perry (2005), peran sebagai komunikator merupakan pusat dari seluruh peran perawat pelaksana yang lain. Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien, keluarga, antara sesama perawat san profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Memberikan perawatan yang efektif, pembuatan keputusan dengan klien dan keluarga, memberikan perlindungan pada klien dari ancaman terhadap kesehatannya, mengokordinasi dan mengatur asuhan keperawatan dan lain–lain tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas.

d. Rehabilitator
Perawat memberikan asuhan keparawatan adalah mengembalikan fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh dan berfungsi normal.
Rehabilitas merupakan proses dimana individu kembali ketingkat fungsi maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Rentang aktivitas rehabilitas dan restoratif mulai dari mangajar klien berjalan dengan menggunakan alat pembantu berjalan sampai membantu klien mengatasi perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan penyakit kronis (Potter & Perry, 2005).


















DAFTAR PUSTAKA

1.      Brown, Montague. 1997. Manajemen Perawatan Kesehatan”. Jakarta : EGC.
2.      Kuntoro, Agus. 2010. “Buku Ajar Manajemen Keperawatan”. Yogyakarta : Nuha Medika.
3.      http://www.google.com.”Konsep Manajemen Keperawatan”. Diunggah 14 Desember 2011,11.00 WIB.
4.      Potter dan Perry. 2005. “Fundamental Keperawatan”. Jakarta : EGC.
5.      Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2002. “Manajemen Keperawatan”. Jakarta : Erlangga.
6.      Muninjaya, Gde. 2004. “Manajemen Kesehatan”. Jakarta : EGC.
7.      Endah, Rika. 2003. “Jurnal Ilmiah; Pengorganisasian Dalam Keperawatan”. Sumatra : USUt.

36 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. ulya alifa SK.109.199 (kelompok 4) bertanya pada kelompok numero uno:
    menurut kelompok kalian sebenarnya tujuan dari manajemen keperawatan itu sendiri apa?
    dan apakah dampaknya apabila manajemen itu sendiri tidak berjalan dengan baik?

    BalasHapus
  3. TRI WIJAYANTI (SK.109.194) dari kelompok Numero Uno akan menjawab pertanyaannya ULya Alifa dari kelompok 4.Tujuan dari ManKep antara lain yaitu untuk perencanaan,dengan adanya perencanaan maka visi misi,aturan-aturan,prosedur,perkiraan proyeksi jangka pendek&panjang serta menentukan jumlah biaya dan mengatur adanya perubahan berencana dapat terlihat jelas. kemudian yang kedua,dengan adanya organisasi,maka tugas masing-masing anggota akan jelas dan dapat menjalankan tugas sesuai prosedur yang direncanakan. pada intinya,manajemen keperawatan dilakukan agar segala tindakan terarah sehingga mewujudkan keberhasilan dan tujuan keperawatan bersama.

    BalasHapus
  4. saya SIGIT PALGUNANTO R (109168) dari kelompok numero uno ingin menambahkan dri pertanyaanya ulya,,saya setuju dengan jwabanya rekan saya tri wijayanti tapi menurut saya dari menejemen keperawatan itu sendiri memberikan asuhan keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,pengobatan dan rasa nyaman pda klien,,sehingga akan memberikan asuhan keperawatan yang maksimal,,jika mankep itu tidak berjalan dengan baik akan terjadi ketimpangan dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien.

    BalasHapus
  5. Asslmu'alaikum...

    Siti Mutmainah (sk.109 174)
    kelompok 4

    ingin bertanya?....
    Bagaimana cara seorang manajer keperawatan yang baik dalam memberikan pelimpahan wewenang atau tugas pada bawahanya secara optimal tolong jelaskan,,,,,

    terima kasih....
    wasslm.....

    BalasHapus
  6. Upaya apa yang anda lakukan jika mengalami konflik dalam suatu tim yang mengakibatkan penurunan kinerja dlm tim tersebut...?
    Bagaimana keterkaitan antara sistem manajemen dg kepuasan hasil yang dicapai...???

    BalasHapus
  7. saya umi achsaniatul fitri (sk.109.200)
    mau bertanya..
    adakah tips untuk seorang pemimpin yg baik??????

    BalasHapus
  8. zulfa istati mahardani (sk 109.221) :

    saya mau tanya ni... faktor apasaja yang mempengaruhi agar menejemen keperawatan dapat terlaksana dengan optimal, ?????

    BalasHapus
  9. saya SUPRAPTO ARTHA N (SK.109.186)

    saya mau bertnya, menurut kelompok anda apabila ada pemimpin yg tidak tegas dalam mengambil keputusan . . . . . .

    BalasHapus
  10. silvian hendra (sk 109.169)

    dalam era sekarang rasa peersatuan dan kesatuan sudah pudar kalah dengan rasa individualis, apa yang anda lakukan agar menejemen tetap tercapai tujuan utama kelomok. sehingga rasa individualisasidalam anggota hilang berganti rasa kebersamaan

    BalasHapus
  11. SAYA SIGIT PALGUNANTO R (109168) akan menjawab pertanyaan dari mz Hendra,,menurut kami di era jaman dahulu dengan jaman skarang akan bisa tercapai manejemen yang baik apabila memiliki suatu tujuan yang telah di sepakati bersama,dan memiliki figur seorang pemimpin yang bisa memberi sosok,inspirasi,yang dapat mempengaruhi anggotanya untuk melakukan fungsinya masing2,sehingga dapat tercapai tujuan yang di inginkan,,,,jikka pemimpinya dapat bertindak tegas dalam mengambil keputusan,menentukan tujuan yang jelas,berkomunikasi dengan baik dengan anggotanya maka rasa individualisme akan berkurang,

    BalasHapus
  12. TRI HESTI OKTAVIANI, 1, SK 109.193
    Saya ingin menambahkan jawaban dari mas sigit pertanyaan mas silvian hendra yaitu kita harus sering berkumpul, mencurahkan pendapat dan masalah yang dialami oleh organisasi tersebut agar tidak ada rasa individualis dan memiliki rasa kebersamaan yang kuat makasih........

    BalasHapus
  13. TRI HESTI OKTAVIANI, 1, SK 109.193
    Saya akan menjawab pertanyaan mas suprapto yang pertama kita harus memberi masukan kepada orang tersebut menjelaskan apa yang akan terjadi jika tidak tegas dan kita harus mengarahkannya makasih..

    BalasHapus
  14. sri mujiyanti (sk.109.181)
    saya akan menjawab pertanyaan dari mbak umi achaniatul fitri.
    menurut saya tips untuk menjadi pemimpin yang baik yaitu :
    Bertanggung jawab, berani mengambil keputusan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi, Berjiwa karismatis, Dapat berkomunikasi dengan baik serta dapat mengatasi hambatan - hambatan yang akan terjadi.

    BalasHapus
  15. sodikin
    sk 109 167
    saya mau menambahkan jawabanya soudara hesti
    jika pada pemimpin yang kurang tegas
    jika posisi kita sebagai anggota hendaknya membantu untuk penegasan dalam pengambilan keputusan
    dan memberi pengertian jika penegasan itu perlu
    karena tegas adalah salah satu ciri dari seorang pemimpin
    tetapi jika ketegasan itu tidak bisa di lakukan oleh pemimpin tersebut maka tindak lnjutan untuk pimpinan tersebut sesuai koridor yang berlaku

    BalasHapus
  16. sri mujiyanti (sk.109.181)

    saya akan menambahkan jawaban dari mbak tri hesti untuk pertanyaan mas suprapto.
    menurut saya apabila ada seorang pemimpin yang tidak tegas yang pertama kali kita lakukan yaitu kita memberikan masukan kepada pemimpik bahwa apa yang dilakukannya itu salah dan tidak benar.apabila seorang pemimpin itu tidak tegas tentu akan memberikan contoh yang buruk pada anggotanya,dan seharusnya pemimpin itu harus memberikan contoh yang baik agar tercapainya menejemen yang baik sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan.

    BalasHapus
  17. saya yosi adhi setiawan ingin bertanya kenapa jika seorang pemimpin itu melakukan kesalahan jarang untuk meminta maaf kepada anggotanya????

    BalasHapus
  18. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  19. suci dewii (SK.109.183)
    misalnya di dalam rumah sakit ada perbedaan sikap, perawatan maupun pandangan antara pasien yang jamkesmas, askes maupun umum atau pasien kaya dan pasien miskin...
    bagaimana pendapat anda jika anda mendapati hal tsb, jelaskan!!!!!

    BalasHapus
  20. saya tri hesti oktaviani
    sk 109.193
    akan menjawab pertanyaan mas yosi menurut saya tidak semua leader seperti itu jika ada yaw kita sebaiknya mendekati dan memberikan pengertian mengenai hal tersebut tidaklah bertanggung jawab dan menasehati agar tidak mengulanginya lagi, terima kasih....

    BalasHapus
  21. saya kelompok satu akan mencoba menjawab pertanyaan mbak suci dewi, zaw kita memberikan menengahi dulu, kemudian mengetahui sebab dan menyeleseikan secara kekeluargaan dengan memberikan pengertian pada keluarga bahwa tidak ada perbedaan dalam pelayanan, terima kasih....

    BalasHapus
  22. saya tri hesti oktaviani sk 109.193 akan menambahkan jawaban dari kelompok satu tentang pertanyaan mbak dewi benar sebagai perawat kita sering melihat dan mengalaminya, sebaiknya kita menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan dalam pelayanan, kemudian memrika bukti kita tidak hanya bicara tapi realita begitu terima kasih..

    BalasHapus
  23. Tri wulan(sk.109.195),,
    hehehhe ingin sedikit bertanya kepada kelompok 1,,

    menurut kelompok anda,bagaimana jika anda menjadi seorang pemimpin baik di Rs ataupun di puskesmas, cara anda dalam membuat struktur organisasi yang tepat agar dari salah satu anggota merasa tidak direndahkan/dibedakan?

    makaciiiiihhhh yachhh,,

    BalasHapus
  24. saya akan mencoba menjawab pertanyaan mbak wulan
    yuni cania 109.213, pertama yg kita lakukan adalah mengumpulkan anggota / staff kemudian membahas bersama dan manyusun bersama semua dilakukan bersama jadi tidak ada yang keberatan,, makasih..

    BalasHapus
  25. saya akan menambahkan jawaban dari saudari cania, tri hesti oktaviani sk 109.193
    Fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai berikut:
    1. Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran, kebijaksanaan, dan peraturan – peraturan : membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan, organisasi, menetapkan biaya – biaya untuk setiap kegiatan serta merencanakan dan pengelola rencana perubahan.
    2. Pengorganisasian: meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan perencanaan, menetapkan metode pemberian asuhan keperawatan kepada pasien yang paling tepat, mengelompokkan kegiatan untuk mencapai tujuan unit serta melakukan peran dan fungsi dalam organisasi dan menggunakan power serta wewengan dengan tepat.
    3. Ketenagaan: pengaturan ketegagaan dimulai dari rekruetmen, interview, mencari, dan orientasi dari staf baru, penjadwalan, pengembangan staf, dan sosialisasi staf.
    4. Pengarahan : mencangkup tanggung jawab dalam mengelola sumber daya manusia seperti motivasi untuk semangat, manajemen konflik, pendelegasian, komunikasi, dan memfasilitasi kolaborasi.
    5. Pengawasan meliputi penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan etika aspek legal, dan pengawasan professional. Seorang manajer dalam mengerjakan kelima fungsinya tersebut sehari – sehari akan bergerak dalam berbagai bidang penjualan, pembelian, produksi, keuangan, personalia dan lain – lain.
    semua yang diatas itu tugas kepala ruang tetapi dengan persetujuan anggotanya, jadi semua pihak sudah menerima dan menyanggupinya,

    BalasHapus
  26. saya suryadi sk 109.187 akan bertanya pada kelompok 1, apasih perbedaan dalam kerja antara pemimpin dan anggota terima kasih...

    BalasHapus
  27. SAYA WENY SEPTIANINGRUM SK 109.206 akan menjawab pertanyaan dari mas suryadi perbedaannya pemimpin yaitu mengkoordinir semua pekerjaan atau kegiatan dari anggotanya, tetapi kalau anggota melaksanakan perintah dan susunan yang dibuat oleh pemimpin, terima kasih.....

    BalasHapus
  28. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  29. saya tri hesti oktaviani sk 109.193 akan menambahi jawaban dari mbak weni dari pertanyaan mas suryadi : peran atau tugas pemimpin menurut Depkes (1994 yaitu:
    1. melaksanakan fungsi perencanaan
    2. melaksanakan fungsi penggerak
    3. melaksanakan fungsi pengawasan
    sedangkan tugas perawat menurut Praptianingsi (2006):
    1. comferter
    2. protector dan advocad
    3. comunication
    4. rehabilitator

    BalasHapus
  30. sri mujiyanti sk.109.181(klmpok 1)
    saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari mbak zulfa istati yaitu faktor yang mempengarui menejemen keperawatan dapat berjalan secara optimal yaitu dimana didalam proses menejemen kesehatan itu dipengarui oleh faktor sbb:
    1) Kemampuan menerapkan pengetahuan
    2) Ketrampilan
    3) Kemampuan menjalankan peran
    4) Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen
    menurut (MC Mohan 1999)

    BalasHapus
  31. Sri Mujiyanti sk.109.181

    saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari mas yosi adisetiawan.jika ada pemimpin yang melakukan kesalaha dan jarang meminta maaf pada anggotanya, cara kita sebagai anggota yang pertama kali kita lakukan yaitu dengan cara mengingatkan pemimpin kita dan meluruskan bahwa apa yang dilakukannya itu salah atau tidak tepat.dan seharusnya pemimpin itu bersikap bijaksana untuk memberikan contoh yang baik pada anggotanya.

    trima kasih

    BalasHapus
  32. sri bidayati sk 109.180

    saya akan menambahi jawaban dari mba hesti tentang perbedaan pemimpin dan anggotanya(bukan pemimpin). menurut AA Gde dalam bukunya " manajemen kesehatan" 2004,menyebutkan bahwa:

    perbedaan pemimpin dan bukan pemimpin adalah:
    pemimpin:
    1.memberi semangat anggotanya
    2. menyelesaikan pekerjaan dan mengembangkan pengikutnya
    3.menunjukkan kepada pengikutnya bagaimana menjalankan suatu pekerjaan
    4.memikul kewajiban /tanggung jawab
    5. memperbaiki kegagalan yang terjadi dalam pencapaian tugas.
    sedangkan bukan pemimpin:
    1. memaksa/menarik pengikutnya
    2. menyelesaikan pekerjaan dengan mengorbankan pengikutnya.
    3. meberikan kekuatan dengan ancaman an paksaan.
    4. melepas tanggung jawab.
    5. menyalahkan orang lain atas kegagalan yang dialami.

    sie-sie ni tacia

    BalasHapus
  33. My Name TRI WIJAYANTI SK.109.194 from NUMERO UNO,,,

    sekedar menambahi jawaban atas pertanyaan mas yosi....
    perlu kita ketahui...ada 3 gaya kepemimpinan,yaitu autokratis,anarkis, dan demokratis.
    1. Autokratis yaitu kepemimpinan dimana seorang pemimpin bersikap egois,anak buah harus mengikuti perintahnya dan tidak mau menerima kritikan.sehingga jarang ada umpan balik maupun kritikan dari anak buah,juga ketika dirasa perkataanya salah tetap tidak mau disalahkan.Contohnya : cepat kerjakan perintah saya!!!!!
    2. Anarkis yaitu seorang pemimpin memberi kebebasan kepada anah buahnya untuk melakukan pekerjaan sesukanya. Contoh : kerjakan sesukamu!!!
    3. demokratis yaitu pemimpin yang mempunyai rasa partisipasi terhadap anak buahnya. Contoh : mari kita kerjakan,dan mari kita diskusikan bersama!!!!

    dengan demikian,terkait pertanyaan mas yosi.seorang pemimpin yang seperti itu berati tergolong mempunyai gaya kepemimpinan AUTOKRATIS.kemudian kalau ada pemimpin yang seperti itu biasanya anak buah hanya diam tidak berani menegur pemimpinnya....

    Terimakasih mas yosi....
    semoga bisa diterima

    BalasHapus
  34. Me TRI WIJAYANTI.....

    mbak suci dewi....memang yang kita lihat dilapangan kurang lebih seperti itu,,,tapi kita sebagai generasi penerus seharusnya mulai dari diri sendri untuk tidak mengikuti hal yang memang kita anggap tidak baik...
    kalo menurut saya,,JADILAH PERAWAT PROFESIONAL

    thanks bef0re,,,,

    BalasHapus
  35. SRI MUJIYANTI (SK.109.181)

    saya akan mencoba menjawab dari pertanyaan mbak siti mutmainah.

    Ada 4 hal yang harus diperhatikan dalam proses delegasi kekuasaan sehingga dapat berjalan efektif keempat hal tersebut adalah :
    1.Dalam pemberian suatu delegasi kekuasaan atau tugas harus lah dibarengi dengan pemberian tanggung jawab.
    2.Kekuasaan yang didelegasikan harus pada orang yang tepat baik dari segi kualifikasi maupun segi fisik.
    3.Mendelegasikan kekuasaan pada seseorang juga harus dibarengi dengan pemberian motivasi.
    4.Pimpinan yang mendelegasikan kekuasaannya harus membimbing dan mengawasi orang yang menerima delegasi tersebut.
    menurut(P. Nowen. 2000. )
    makasihh

    BalasHapus
  36. NAMA: ZAMSIAH MARTIASIH(109.220)

    saya akan menjawab pertanyaan sodara siti mursidah ulfa.

    jika dlm suatu manejemen tedapat konflik dan mempengaruhi kenerja dan kualitas hasil yang di capai, maka sebagai pemimpin yang harus d lakukan adalah:
    1. mencari penyebab konflik
    2. mempertemukan keduanya atau angota yg mengalami konflik
    3. mencari jalan keluar serta mempersamakan persepsi
    4. memotifasi dan menyelsaikan konflik secara demokratis
    terimakasih.

    BalasHapus